Senin, 13 Oktober 2014

Penyebab Fluor Albus



Nama : Umrotul Hafidhoh Hadiningrum

Etiologi ( penyebab ) Fluor Albus
Penyebab keputihan tersebut antara lain :
1.      Infeksi Kuman (bakteri)
a.    Gonococus, penyakit kelamin yang dikenal dengan GO disebabkan oleh kuman Neisseria gonorhoe mengeluarkan cairan dari liang vagina berwarna kekuningan berisi nanah dari sel darah putih yang menganding kuman tersebut.
b.    Chlamydia Trachomatis, menyebabkan penyakit pada mata yang dikenal dengan penyakit trakoma, kuman ini juga ditemukan pada cairan rongga vagina.
c.    Treponema Pallidum, merupakan penyebab sifilis, yaitu terbentuknya kulit-kulit kecil di ruang senggama dan bibir kemaluan yang disebut kandilomalata.
2. Infeksi Jamur
         Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida, cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih susu dan kerap kali berbentuk kepala susu disertai rasa gatal. Beberapa keadaan yang mempercepat pertumbuhan jamur yaitu pada kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil KB.
1.    Infeksi Parasit
          Parasit yang paling banyak menyebabkan keputihan adalah Tricomonas Vaginalis, cairan yang keluar dari liang senggama biasanya banyak berbuih menyerupai air sabun dan bau, tidak terlalu gatal, tapi liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.  
2.      Infeksi Virus
 Keputihan akibat infeksi virus disebabkan oleh candyloma acuminate dan herpes. Cairan yang keluar pada infeksi ini sering berbau, tanpa rasa gatal. Jenis lainnya adalah condyloma datar yang sering tampak pada leher rahim dan liang senggama.

Tanda dan gejala keputihan ( fluor albus )
1.    Fisiologis
a.    Cairan tidak berwarna atau bening
b.    Tidak berbau
c.    Tidak berlebihan
d.   Tidak menimbulkan keluhan
2.    Patologis
a.    Keputihan yang disertai gatal, ruam kulit dan nyeri
b.    Secret vagina bertambah banyak
c.    Rasa panas saat kencing
d.   Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
e.    Berwarna putih keabu – abuan atau kuning dengan bau yang menusuk.

Komplikasi fluor albus atau keputihan
          Keputihan bila tidak diatasi dapat menimbulkan infertilitas/masalah kesuburan, penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran premature dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Selain itu juga dapat menyebabkan keganasan seperti kanker leher rahim yang biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar.

Penatalaksanaan fluor albus
          Tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri, atau parasit. Umumnya diberikan obat – obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat – obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi bakteri dan parasit. Sediaan obat untuk fluor albus fisiologis adalah golongan Flukonazol ( Cancid 150 mg ), antibiotik ( Amoxillin 500 mg ), Metronidazol 500mg.
          Pengobatan keputihan patologis :
Antibiotik ( amoxillin 500mg ), Kortikosteroid ( cortisone 50mg ), estrogen (premarin 0,3 mg ).
         Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksualnya dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan, dan selalu dianjurkan untuk menjaga personal hygience.

Faktor yang mempengaruhi kesiapan menopause


Nama : Umrotul Hafidhoh Hadiningrum



Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menjelang menopause
      Menurut Nugraha (2007) faktor yang mempengaruhi kesiapan wanita menghadapi menopause adalah:
1)      Psikis
      Pikirapikiran negatif mengenai menopause, bahwa menopause adalah permulaan kemerosotan memasuki usia tua, hilangnya kualitas feminim dan seksual wanita dapat mempengaruhi dalam menghadapi kesiapan menopause.
2)      Peran Keluarga
      Kurangnya dukungan dan perhatian keluarga pada wanita yang mulai memasuki masa menopause dimana mulai mengalami gejala-gejala menopause, dapat mempengaruhi kesiapan mereka dalam menghadapi menopause.

Minggu, 12 Oktober 2014

Abortus Imminens pada Kehamilan

Umrotul Hafidhoh Hadiningrum 
A.    Etiologi Abortus Imminens
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus antara lain adalah :
1)      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi menurut (Handono, 2009:90) dapat menyebabkan angka kematian atau pun kecacatan. Faktor penyebabnya antara lain :
a)      Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan dari kromosom seks.
b)      Lingkungan sekitar yang kurang sempurna, apabila lingkungan di endometrium sekitar implantasi yang kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi pun akan terganggu.
c)      Pengaruh dari luar, akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol itu akan mempengaruhi hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini pada umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

Rabu, 24 September 2014



DIABETES MILLITUS PADA KEHAMILAN

Diabetes mellitus dalam kehamilan sering disebut diabetes mellitus gestasional. Diabetes mellitus ini mungkin hanya berlangsung selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan. Sehingga sarankan agar setelah persalinan ibu dapat rutin melakukan pemeriksaan gula darah diulang secara berkala.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000 g, pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat bawaan. Selain itu yang juga usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.
Penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan secara terpadu antara dokter kebidanan, penyakit dalam, ahli gizi, dan spesialis anak. Sasaran penatalaksanaan adalah mencapai kadar gula darah yang normal yaitu gula darah puasa kurang dari 105 mg/dl dan dua jam sesudah makan kurang dari 120 mg/dl. Sasaran dapat dicapai dengan melakukan pengaturan makan. Bila perlu maka diberikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah mencapai normal. Bila kadar gula darah puasa di bawah 130 mg/dl, penatalaksanaan dapat dimulai dengan perencanaan makan saja. Dalam perencanaan makan dianjurkan jumlah kalori sebesar 35 kal/kg berat badan ideal, kecuali bila penderita gemuk jumlah kalori dikurangi. Pada kehamilan biasanya perlu dipertimbangkan penambahan kalori sebanyak 300 kal. Agar janin dalam kandungan dapat tumbuh secara baik dianjurkan untuk mengkonsumsi protein sebesar 1-1,5 g.
Bila gula darah tidak dikendalikan, maka terjadi keadaan gula darah ibu hamil yang tinggi (hiperglikemia) yang dapat menimbulkan risiko pada ibu dan juga janin. Risiko pada janin dapat terjadi hambatan pertumbuhan karena timbul kelainan pada pembuluh darah ibu dan perubahan metabolik selama masa kehamilan. Sebaliknya dapat terjadi makrosomia yaitu bayi pada waktu lahir besar akibat penumpukan lemak di bawah kulit. Selain itu  meningkatnya kadar bilirubin bayi serta gangguan napas dan kelainan jantung. Pada ibu hamil diabetes mellitus yang tidak diobati dapat menimbulkan risiko terjadinya penyulit kehamilan berupa preeklamsi, cairan ketuban yang berlebihan, dan infeksi saluran kemih.
Sehingga penatalaksanaan diabetes mellitus pada kehamilan perlu dilakukan dengan baik untuk meningkatkan taraf kesehatan ibu dan bayi.