Minggu, 12 Oktober 2014

Abortus Imminens pada Kehamilan

Umrotul Hafidhoh Hadiningrum 
A.    Etiologi Abortus Imminens
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus antara lain adalah :
1)      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi menurut (Handono, 2009:90) dapat menyebabkan angka kematian atau pun kecacatan. Faktor penyebabnya antara lain :
a)      Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan dari kromosom seks.
b)      Lingkungan sekitar yang kurang sempurna, apabila lingkungan di endometrium sekitar implantasi yang kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi pun akan terganggu.
c)      Pengaruh dari luar, akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol itu akan mempengaruhi hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini pada umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2)      Kelainan Pada Plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu sehingga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan kematian janin. Hal ini dapat terjadi sejak kehamilan muda  misalnya karena hipertensi menahun (Prawirohardjo, 2010).
3)      Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, typus, malaria, abdominalis yang dapat menyebabkan abortus. Toksin, virus, bakteri atau plasmodium dapat melalui plasenta yang masuk ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan kematian terjadilah abortus. Anemia berat, peritonitis umum, laparotomi serta keracunan dan penyakit menahun seperti toksoplasmis, brussellosis dapat menjadi penyebab abaortus walaupun hal itu jarang terjadi (Prawirohardjo, 2010).
4)      Kelainan traktus genetalis
Mioma uteri, retroversio uteri atau kelainan bawaan yang dapat menyebabkan abortus ( Handono, 2009:101).
5)      Faktor ayah
Tidak banyak yang mengetahui  tentang faktor ayah dalam angka terjadinya abortus. Translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus, dan saat ini abnormalitas kromosom dari sperma berhubungan dengan abortus ( Handono, 2009:107).
6)      Faktor yang berkaitan dengan kehamilan:
Berdasarkan hasil penelitian (Wadud, 2011) Abortus Imminens dapat terjadi karena faktor yang berkaitan dengan kehamilan yang meliputi:
a)      Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnya
b)      Kejadian abortus sebelumnya.
c)      Kejadian lahir ataupun mati sebelumnya.
d)     Riwayat hamil dengan janin yang mengalami kelainan kongenital atau efek genetik.
e)      Usia Ibu pada saat hamil.
B.     Gejala klinis Abortus Imminens
Gejala klinis yang ditimbulkan Abortus Imminens menurut Manuaba IGB (2006:218) adalah :
1)      Adanya keterlambatan  datang bulan.
2)      Terdapatnya perdarahan, disertai rasa sakit perut (mules).
3)      Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur  kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim.
4)      Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
5)      Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
C.    Diagnosis Abortus Imminens
Diagnosis Abortus Imminens dapat ditentukan melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, serta merasa mules pada bagian perut. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, didapatkan hasil konsepsi masih didalam uterus dan serviks belum terbuka, ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan serta uterus lunak. Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan penunjang (USG) menunjukkan buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin serta hasil tes kehamilan menunjukkan positif. Sehingga, hal yang perlu diperhatikan adalah  macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan servik, dan adanya jaringan dalam kavum uterus atau vagina (Sujiyatini, 2009 : 30).
Menurut (Feriyanto, 2011) diagnosis Abortus Imminens ditegakkan berdasarkan:
1)      Riwayat menstruasi
2)      Riwayat penggunaan zat dan obat-obatan
3)      Riwayat penyakit dahulu
4)      Riwayat operasi terutama pada uterus dan adneksa
5)      Riwayat obstetrik dan ginekologis dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar