Rabu, 28 Oktober 2015

ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN


ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN
 
1.   Masih banyak ibu – ibu dalam  masyarakat di Indonesia yang lebih menyukai melahirkan dengan pertolongan dukun. Salah satu alasannya adalah karena dukun dapat memberikan dukungan emosi dengan  menghormati adat istiadat serta kebiasaan dan melibatkan keluarga. Sebagai bidan, kita seharusnya juga dapat memberikan asuhan yang menghormati adat istiadat, kebutuhan social dan emosional, dan juga kebutuhan fisik ibu.
Pengertian asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Asuhan sayang ibu juga dengan memberikan asuhan yang aman, berdasarkan temuan dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu. (Depkes RI 2007)
2.    Asuhan  saying  ibu membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan, yang menghargai kebiasaan  budaya,  praktek keagamaan dan  kepercayaan (apabila kebiasaan tersebut aman ), dan melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat keputusan, secara emosional sifatnya mendukung. Asuhan sayang ibu melindungi hak – hak ibu untuk mendapatkan privasi dan menggunakan sentuhan hanya seperlunya. ( Depkes RI 2007)

3.    Asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu :
a.         Membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya praktek keagamaan dan kepercayaan
b.        Melibatkan ibu dan keluarga sebagai pengambil keputusan
c.         Menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan bahwa intervensi yang tidak perlu dan pengobatan untuk proses alamiah harus dihindarkan
d.        Berpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan dan selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non intervensi sebelum berpaling ke teknologi
e.         Menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan
f.          Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai dengan martabatnya
g.        Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan dan kelahiran dan anjurkan keluarga agar terlibat dalam asuhan sayang ibu
h.        Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan anggota keluarganya
i.          Tenteramkan hati ibu selama kala 2 persalinan
j.          Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
k.        Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran apabila ada dorongan kuat untuk meneran. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
l.          Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi selama kala 2 persalinan
m.      Berikan rasa aman, semangat dan tenteramkan hati ibu selama proses persalinan dengan memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan
n.        Menghargai privasi ibu
o.        Mmenghargai dan memperbolehkan praktek-praktek keagamaan maupun tradisional yang tidak memberi pengaruh yang merugikan
p.        Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin dapat membahayakan seperti episiotomi, kateterisasi rutin, pencukuran dan klisma
q.        Anjurkan pada ibu untuk memeluk bayinya segera setelah kelahiran bayi
r.          Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran
s.         Siapkan rencana rujukan (bila diperlukan)
Macam-macam posisi meneran  dan keuntungannya dapat dilihat disini

Ekspulsi Janin



 EKSPULSI JANIN

1.    Bila dasar panggul mulai berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di luar his. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin di lahirkan dengan Suboksiput dibawah simpisis, kemudian dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi. Pada primigravida, kala 2 berlangsung kira-kira satu setegah jam sedangkan pada multigravida setengah jam.  (Sumber asuhan kebidanan pada ibu bersalin, Salemba Medika).

2.    Ekspulsi janin adalah proses

keluarnya janin dari rahim ibu melewati
jalan lahir, baik lunak maupun keras.
Ketika dasar panggul sudah lebih
berelaksasi. Dengan his serta

kekuatan meneran maksimal , kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawahsimpisis (hipomoklion), kemudian berturut-turut lahirlah dahi,muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi utuk mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi.
 Ekspulsi dibagi menjadi dua, yaitu :
a)      Ekspulsi kepala janin
Termasuk di dalam ekpulsi ini yaitu kelahiran uub, dahi, muka dan dagu secara berturut-turut.
b)      Ekspulsitotal
Yang termasuk dalam proses ini yaitu lahirnya bahu depan, bahu belakang dans eluruh badan serta ekstremitas. (Sumber buku ajar asuhan kebidanan persalinan).

3.       Setelah putaran paksi luar,bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,selanjutnya seluruh badan bayi di lahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.


Gamabar 7. Perubahan posisi oksiput

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata,sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul sehingga persalinan tidak begitu bertambah panjang. Akan tetapi, pada kira-kira 5-10% kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar. (Standar Pelayanan Kebidanan, 2001)

Abstrak Skripsi DIV Kebidanan



ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo
Program Studi DIV Kebidanan
Skripsi, Agustus 2015
Umrotul Hafidhoh Hadiningrum
030214A048

Hubungan Komunikasi Ibu dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Mardi Putra Bantul
( xvii + 88 halaman + 3 bagan + 6 tabel + 15 lampiran)

ABSTRAK
Perkembangan personal sosial merupakan aspek yang sangat penting pada usia prasekolah. Masalah perkembangan personal sosial anak prasekolah diantaranya anak tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi dan kemandirian mencapai 48,4 % pada anak usia prasekolah. Komunikasi ibu menjadi faktor penting untuk perkembangan anak, dikarenakan komunikasi ibu merupakan dasar untuk anak dapat mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi ibu dengan perkembangan personal sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional dan besar sampel 75 responden dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner terstruktur dengan analisa data univariat dan bivariat dengan Chi Square pada tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil uji statistik menunjukkan sebagian besar responden memiliki komunikasi yang baik yaitu sebanyak 64 orang (85,3%), dan perkembangan personal sosial menunjukkan bahwa 64 anak (86,7%) mempunyai perkembangan personal sosial baik. Uji bivariat  menunjukkan p value 0,000≤0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara komunikasi ibu dengan perkembangan personal sosial anak usia prasekolah.
Penelitian ini diharapkan ibu mampu meningkatkan komunikasi yang baik terhadap anak untuk membantu perkembangan personal sosial.
Kata Kunci      : Komunikasi Ibu, Perkembangan Personal Sosial
Kepustakaan   : 38 Pustaka (2000-2014)